Total Tayangan Halaman

Minggu, 22 Juli 2012

ENERGI RAMADHAN

Oleh: Dra. Nurlaela
 Guru Fisika SMAN 1 Kasokandel

Kala memasuki bulan suci Ramadhan diseluruh belahan dunia umat Islam begitu antusias menyambutnya dengan penuh suka cita. Bulan yang penuh keberkahan ini memiliki daya magnet setiap manusia apakah umat Islam sebagai pemeran utama atau umat agama lain juga selalu menghormatinya, hal ini menunjukkan terdapat kekuatan tersendiri yang dipancarkan oleh bulan Ramadhan. Bulan terbaik  karena terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Qs.Al-Qadr: 3). Sumber kekuatan tersebut tentu datangnya dari Allah SWT Sang Pencipta, Dzat Yang Maha Pemberi harapan pahala yang berlipat ganda dan tokoh sentral sang pembawa suri tauladan terbaik sepanjang zaman, Rosulullah Muhammad SAW.


Tahun ini dalam satu bulan anugrah bulan suci  berada dibulan Agustus, bagi bangsa Indonesia menjadi bulan anugrah nikmat kemerdekaan yang telah lama diperjuangkan, energi  ibadah shaum menjadi penggerak semangat perjuangan, diproklamasikannya kemerdekaaan bangsa Indonesia ke seluruh dunia. Nikmat kemerdekaan merupakan karunia Allah SWT, sehingga bangsa kita merdeka dari cengkeraman penjajah, kewajiban seluruh warga negara untuk kembali berjuang mempertahankan kemerdekaan dari berbagai intervensi asing yang hendak menghancurkan keutuhan negara kita.

Momentum bulan suci ini menjadi ajang introspeksi diri, sejauhmana nikmat kemerdekaan telah kita isi dengan berbagai aktivitas positif, karena setiap manusia pada hakekatnya diberi kebebasan untuk bertindak, namun sebagai warga negara yang baik tentunya harus mempunyai andil agar potensi yang dimiliki bersinergi dengan prestasi terbaik, apakah ia seorang pejabat negara atau rakyat biasa.

Kekuatan dan energi bulan Ramadhan menjadi motivator untuk memperbaiki diri bagi hamba-hamba nan lemah yang masih berlumur kesalahan dan dosa, menjadi bulan pelatihan tuk menumbuhkan semangat beribadah yang dimulai dari berakhirnya bulan Sya’ban dan tanda bulan penuh rahmat telah tiba, berbagai persiapan penyambutan dengan ramainya aktivitas amaliyah dimasjid-masjid penuh sesak oleh jamaah dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Sinyal gairah beribadah terus bergema pasca ibadah tarawih dilanjutkan dengan lantunan tadarusan Al-Quran dengan beberapa kali khatam, dini hari ada petugas ronda/obrog-obrog membangunkan para ibu rumah tangga agar bersiap kedapur untuk mempersiapkan jamuan sahur, saat sahur ini juga termasuk waktu-waktu istimewa karena seluruh anggota keluarga kembali berkumpul tuk melaksanakan sunnah Rosul, diwaktu sahur inilah merupakan salah satu waktu terkabulnya doa setiap hamban-Nya.

Energi ibadah shaum ini akan menjadikan umat Islam sebagai kekuatan yang diperhitungkan, mengapa? Karena dengan  terlatihnya  menahan lapar mengkondisikan tubuh manusia menjadi lebih sabar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, menumbuhkan sifat empati kepada sipapa bahwa selama melaksanakan shaum terus menahan diri untuk tidak makan, minum hal demikian turut merasakan bagaimana perut  lapar berjam-jam, rasa haus dan dahaga yang sangat. Tubuh kita bagai diservis karena ada jeda waktu bagi alat-alat pencernaan tuk bertasbih memenuhi perintah Illahi, dan ternyata Sabda Rosul mengumandangkan: “Bershaumlah niscaya kamu sehat”    

Secara jelas didalam Kitab Suci Al-Quran jaminan bagi orang yang beriman kemudian mau dan mampu melaksanakan shaum dengan benar akan terbentuk pribadi-pribadi muttaqin (QS.Albaqoroh :183) dan pahala khusus akan diberikan Allah SWT memasuki pintu Arroyan kelak di syurga seluas bumi dan langit disediakan bagi insan bertaqwa.

Berbagai jaminan penuh kasih sayang terdapat di bulan yang mulia ini, karena kita selalu diingatkan  agar menjaga qolbu kita tuk selalu santun kepada sesama, tak ada kata-kata kotor tak berguna keluar dari ucapan kita, hanya ada perkataan mulia sehingga kewibawaan umat Islam akan memancar dari pribadi-pribadi sholihin; terlahir generasi yang menyenangi kebaikan-kebaikan sebagai penguat ikatan silaturahim.

Langkah istiqomah tergerak karena menghidupkan bulan pendidikan berbasis aqidah yaitu hanya bertauhidkan kepada Allah SWT  serta  Rosulullah Muhammad SAW. Disiang hari tertanam jiwa-jiwa taat dalam menahan syahawat dan dimalam hari menghidupkan keagungan bulan penuh ampunan sehingga qiyamullail bergema diruang-ruang masjid nan suci.

Pendidikan berbasis aqidah selama kurun waktu satu bulan menujukkan betapa kekuatan Ramadhan selalu menjadi agenda tahunan yang seharusnya menghasilkan aktivitas positif, ajaran Islam nan sarat kebaikan ini diharapkan mampu melahirkan gerak ibadah sepanjang waktu selama hidup orang beriman, seperti yang tercantum dalam QS. Lukman (Ayat: 12-19); Ia akan taat tehadap perintah Allah SWT dan Rosul-Nya, menjadikan generasi yang patuh dan berbakti kepada kedua orang tua, berjalan dimuka bumi penuh kesantunan tidak sombong terhadap sesama (fastabikul khoirot), semangat dalam menegakkan sholat (wajib maupun sunah) sebagai bentuk tegaknya diinul Islam, berbagai keterangan hadits ibadah sunah berpahala  ibadah wajib dan ritual ibadah wajib berpahala berlipat ganda, menunaikan kewajiban zakat  (waktu yang tepat ’tuk membersihkan diri dan harta) sebagai wujud syukur telah dikaruniai harta, bertutur kata yang menghindar dari hal yang tidak berguna, saling menjaga kehormatan sesama, dan sebagai ungkapan syukur manusia kepada Robb-Nya.

Berkah bulan nan penuh kemuliaan bukan hanya dirasakan oleh kaum muslimin, tetapi dampak digelarnya bulan suci ini juga dinikmati umt-umat lain, walau terkadang harga-harga kebutuhan (sembako) melambung namun aktivitas perekonomian semakin semarak, betapa tidak, para pedagang baru bermunculan ketika menjelang sore hari memanjakan para shoimin merasakan berbagai aneka makanan pembuka puasa (tajil), pedagang sandang senang menawarkan semaraknya gaun dan baju beraneka model, dari sektor transfortasi terjatah kenaikan tarif dari H-7 sampai dengan H+7, semua sektor perekonomian bergeliat maramaikan bulan nan  penuh barokah.

Selama satu bulan enegi Ramadhan tergelar, mampukah kita menghidup-hidupkan bulan ini sebagai penggemblengan diri? Akankah kita terlahir kembali sebagai diri nan fitri? Pintu kemenangan telah terkuak  akankah langkah kita tegap berdiri tuk menyambutnya? Raihlah wahai jiwa-jiwa mutmainnah tuk menjemput keridhoan Illahi Robbi agar bekal suci diri mampu memasuki jannah kelak dikemudian hari nan dinanti.

Energi Ramadhan menuju nikmat kemerdekaan adalah sebuah kesempatan terbaik agar cita-cita yang diperjuangkan para syuhada bangsa akan terwujud nyata, maka janganlah waktu terbaik ini hilang secara sia-sia,tentu musuh diluar sana akan selalu mengincar kita, kelemahan diri harus kita hilangkan dengan menegakkan ritual ibadah penuh keikhlasan.
Sepucuk doa dan harapan kita panjatkan agar diberi kesempatan dapat menikmati kelezatan bulan nan penuh kasih sayang dan ampunan, agar mampu mengisi kegiatan berbasis aqidah, terlahir sebagai pribadi qonitin dan qonitaat, sholihin dan sholihat, shodiqin dan shodiqoot, shobirin dan shobiroot, hanya kepada-Mu lah kami bertawakal, ijinkan kami menjadi hamba-Mu yang beriman dan bertaqwa, subhanakallahumma robbanaa wabihamdika asyhadualaa ilaaha illa anta astagfiruka waatuubu ilaika, amiin ya robbal’alamin.

(Penulis adalah Guru  DTA dan TPQ Al-Muwahhidin, Guru FD MAN Model Babakan Ciwaringin Cirebon, dan SMAN 1 Kasokandel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar