Guru Fisika SMAN 1 Kasokandel
Kala
memasuki bulan suci Ramadhan diseluruh belahan dunia umat Islam begitu antusias
menyambutnya dengan penuh suka cita. Bulan yang penuh keberkahan ini memiliki
daya magnet setiap manusia apakah umat Islam sebagai pemeran utama atau umat
agama lain juga selalu menghormatinya, hal ini menunjukkan terdapat kekuatan
tersendiri yang dipancarkan oleh bulan Ramadhan. Bulan terbaik karena terdapat satu malam yang lebih baik
dari seribu bulan (Qs.Al-Qadr: 3). Sumber kekuatan tersebut tentu datangnya
dari Allah SWT Sang Pencipta, Dzat Yang Maha Pemberi harapan pahala yang berlipat
ganda dan tokoh sentral sang pembawa suri tauladan terbaik sepanjang zaman, Rosulullah
Muhammad SAW.
Tahun
ini dalam satu bulan anugrah bulan suci berada dibulan Agustus, bagi bangsa Indonesia
menjadi bulan anugrah nikmat kemerdekaan yang telah lama diperjuangkan,
energi ibadah shaum menjadi penggerak
semangat perjuangan, diproklamasikannya kemerdekaaan bangsa Indonesia ke seluruh
dunia. Nikmat kemerdekaan merupakan karunia Allah SWT, sehingga bangsa kita
merdeka dari cengkeraman penjajah, kewajiban seluruh warga negara untuk kembali
berjuang mempertahankan kemerdekaan dari berbagai intervensi asing yang hendak
menghancurkan keutuhan negara kita.
Momentum
bulan suci ini menjadi ajang introspeksi diri, sejauhmana nikmat kemerdekaan
telah kita isi dengan berbagai aktivitas positif, karena setiap manusia pada
hakekatnya diberi kebebasan untuk bertindak, namun sebagai warga negara yang
baik tentunya harus mempunyai andil agar potensi yang dimiliki bersinergi
dengan prestasi terbaik, apakah ia seorang pejabat negara atau rakyat biasa.
Kekuatan
dan energi bulan Ramadhan menjadi motivator untuk memperbaiki diri bagi
hamba-hamba nan lemah yang masih berlumur kesalahan dan dosa, menjadi bulan
pelatihan tuk menumbuhkan semangat beribadah yang dimulai dari berakhirnya
bulan Sya’ban dan tanda bulan penuh rahmat telah tiba, berbagai persiapan penyambutan
dengan ramainya aktivitas amaliyah dimasjid-masjid penuh sesak oleh jamaah dari
anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Sinyal
gairah beribadah terus bergema pasca ibadah tarawih dilanjutkan dengan lantunan
tadarusan Al-Quran dengan beberapa kali khatam, dini hari ada petugas ronda/obrog-obrog
membangunkan para ibu rumah tangga agar bersiap kedapur untuk mempersiapkan
jamuan sahur, saat sahur ini juga termasuk waktu-waktu istimewa karena seluruh anggota
keluarga kembali berkumpul tuk melaksanakan sunnah Rosul, diwaktu sahur inilah
merupakan salah satu waktu terkabulnya doa setiap hamban-Nya.
Energi
ibadah shaum ini akan menjadikan umat Islam sebagai kekuatan yang
diperhitungkan, mengapa? Karena dengan
terlatihnya menahan lapar
mengkondisikan tubuh manusia menjadi lebih sabar dalam menghadapi berbagai
tantangan hidup, menumbuhkan sifat empati kepada sipapa bahwa selama
melaksanakan shaum terus menahan diri untuk tidak makan, minum hal demikian
turut merasakan bagaimana perut lapar
berjam-jam, rasa haus dan dahaga yang sangat. Tubuh kita bagai diservis karena
ada jeda waktu bagi alat-alat pencernaan tuk bertasbih memenuhi perintah Illahi,
dan ternyata Sabda Rosul mengumandangkan: “Bershaumlah niscaya kamu sehat”
Secara
jelas didalam Kitab Suci Al-Quran jaminan bagi orang yang beriman kemudian mau
dan mampu melaksanakan shaum dengan benar akan terbentuk pribadi-pribadi
muttaqin (QS.Albaqoroh :183) dan pahala khusus akan diberikan Allah SWT memasuki
pintu Arroyan kelak di syurga seluas bumi dan langit disediakan bagi insan
bertaqwa.
Berbagai
jaminan penuh kasih sayang terdapat di bulan yang mulia ini, karena kita selalu
diingatkan agar menjaga qolbu kita tuk
selalu santun kepada sesama, tak ada kata-kata kotor tak berguna keluar dari
ucapan kita, hanya ada perkataan mulia sehingga kewibawaan umat Islam akan
memancar dari pribadi-pribadi sholihin; terlahir generasi yang menyenangi
kebaikan-kebaikan sebagai penguat ikatan silaturahim.
Langkah
istiqomah tergerak karena menghidupkan bulan pendidikan berbasis aqidah yaitu
hanya bertauhidkan kepada Allah SWT serta
Rosulullah Muhammad SAW. Disiang hari
tertanam jiwa-jiwa taat dalam menahan syahawat dan dimalam hari menghidupkan
keagungan bulan penuh ampunan sehingga qiyamullail bergema diruang-ruang masjid
nan suci.
Pendidikan
berbasis aqidah selama kurun waktu satu bulan menujukkan betapa kekuatan
Ramadhan selalu menjadi agenda tahunan yang seharusnya menghasilkan aktivitas
positif, ajaran Islam nan sarat kebaikan ini diharapkan mampu melahirkan gerak
ibadah sepanjang waktu selama hidup orang beriman, seperti yang tercantum dalam
QS. Lukman (Ayat: 12-19); Ia akan taat tehadap perintah Allah SWT dan
Rosul-Nya, menjadikan generasi yang patuh dan berbakti kepada kedua orang tua, berjalan
dimuka bumi penuh kesantunan tidak sombong terhadap sesama (fastabikul
khoirot), semangat dalam menegakkan sholat (wajib maupun sunah) sebagai bentuk
tegaknya diinul Islam, berbagai keterangan hadits ibadah sunah berpahala ibadah wajib dan ritual ibadah wajib
berpahala berlipat ganda, menunaikan kewajiban zakat (waktu yang tepat ’tuk membersihkan diri dan
harta) sebagai wujud syukur telah dikaruniai harta, bertutur kata yang
menghindar dari hal yang tidak berguna, saling menjaga kehormatan sesama, dan
sebagai ungkapan syukur manusia kepada Robb-Nya.
Berkah
bulan nan penuh kemuliaan bukan hanya dirasakan oleh kaum muslimin, tetapi
dampak digelarnya bulan suci ini juga dinikmati umt-umat lain, walau terkadang
harga-harga kebutuhan (sembako) melambung namun aktivitas perekonomian semakin
semarak, betapa tidak, para pedagang baru bermunculan ketika menjelang sore
hari memanjakan para shoimin merasakan berbagai aneka makanan pembuka puasa
(tajil), pedagang sandang senang menawarkan semaraknya gaun dan baju beraneka
model, dari sektor transfortasi terjatah kenaikan tarif dari H-7 sampai dengan
H+7, semua sektor perekonomian bergeliat maramaikan bulan nan penuh barokah.
Selama
satu bulan enegi Ramadhan tergelar, mampukah kita menghidup-hidupkan bulan ini
sebagai penggemblengan diri? Akankah kita terlahir kembali sebagai diri nan
fitri? Pintu kemenangan telah terkuak akankah
langkah kita tegap berdiri tuk menyambutnya? Raihlah wahai jiwa-jiwa mutmainnah
tuk menjemput keridhoan Illahi Robbi agar bekal suci diri mampu memasuki jannah
kelak dikemudian hari nan dinanti.
Energi
Ramadhan menuju nikmat kemerdekaan adalah sebuah kesempatan terbaik agar
cita-cita yang diperjuangkan para syuhada bangsa akan terwujud nyata, maka
janganlah waktu terbaik ini hilang secara sia-sia,tentu musuh diluar sana akan
selalu mengincar kita, kelemahan diri harus kita hilangkan dengan menegakkan
ritual ibadah penuh keikhlasan.
Sepucuk
doa dan harapan kita panjatkan agar diberi kesempatan dapat menikmati kelezatan
bulan nan penuh kasih sayang dan ampunan, agar mampu mengisi kegiatan berbasis
aqidah, terlahir sebagai pribadi qonitin dan qonitaat, sholihin dan sholihat,
shodiqin dan shodiqoot, shobirin dan shobiroot, hanya kepada-Mu lah kami
bertawakal, ijinkan kami menjadi hamba-Mu yang beriman dan bertaqwa,
subhanakallahumma robbanaa wabihamdika asyhadualaa ilaaha illa anta astagfiruka
waatuubu ilaika, amiin ya robbal’alamin.
(Penulis adalah Guru
DTA dan TPQ
Al-Muwahhidin, Guru FD MAN Model Babakan Ciwaringin Cirebon, dan SMAN 1 Kasokandel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar