Total Tayangan Halaman

Rabu, 12 Oktober 2016

SMPN 2 JATIWANGI GEULIS


Gerakan Literasi Sekolah (Geulis) di SMPN 2 Jatiwangi di-launching pada hari Senin, 10 Oktober 2016, program tersebut secara serentak dapat dilaksanakan  oleh 1.322 Peserta Didik mulai tanggal 11 Oktober 2016 setelah jam ke-3 sampai istirahat, selama 15-20 menit disetiap harinya.



Gerakan Literasi ini dilaksanakan di kelas masing-masing dengan didampingi oleh Guru Pendamping Literasi, biasanya yang mengajar di kelas tersebut pada jam ke-2, bisa juga kegiatan GLS atau Geulis ini dilaksanakan di luar kelas.
Gerakan Literasi di SMP Negeri 2 Jatiwangi dikoordinir oleh Tim Tujuh yang kegiatannya langsung dilaporkan paga Kepala Sekolah, dipimpin oleh H. Eman Supratman, M.Pd.

Pelaksanaan literasi untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, dengan tujuan menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah, meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Prinsip-prinsip Literasi Sekolah
a.  Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya;
b. Dilaksanakan secara berimbang; Menggunakan berbagai ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik;
c. Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum;
d. Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan;
e. Melibatkan kecakapan berkomunikasi lisan;
f. Mempertimbangkan keberagaman.

Tahap Pelaksanaan GLS
1.  Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015);
2.  Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan;
3. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan     strategi membaca di semua mata pelajaran.

Pelaksanaan SMPN 2 Jatiwangi Geulis di kelas IX khususnya selain ditulis pada buku khusus apa yang telah dibacanya, Siswa diarahkan mengkopi-pastenya tulisan pada buku geulis-nya masing-masing di media online, yaitu pada blog atau web blog masing-masing siswa kelas IX, contoh geulis yang di tulis ulang di online karya siswa SMPN 2 Jatiwangi :
- http://rudiburujul.blogspot.co.id/2016/10/cerita-rakyat-kalimantan_20.html
- http://nidaangraeni129.blogspot.co.id/2016/10/sejarah-islam-nusantara.html
- http://ilyasseptrikristanto.blogspot.co.id/2016/10/belajar-berpuasa-yuk.html
SMPN 2 Jatiwangi Geulis berbasis online tersebut di dibimbing oleh Guru TIK, Anda Sukanda, S.Pd. sebagai salah satu Tim Tujuh Gerakan Literasi di SMPN 2 Jatiwangi.

Kilasan Sejarah West Java Leader's Reading Challenge

Dimulai tahun 2010, Disdik Provinsi Jawa Barat menyeleksi dan mengirimkan beberapa Guru berprestasi dan berdedikasi mengikuti kegiatan pelatihan profesionalisme pendidik di Department for Education and Children Development South Australia (DECD-SA) selama 3 (tiga) minggu. Peserta Pelatihan ditugaskan untuk mempelajari hal yang positif dari sistem pendidikan yang berlaku di sekolah-sekolah South Australia, membuat rencana aksi kegiatan pembelajaran yang bisa diterapkan dan dikembangkan di sekolah Indonesia.


Tahun 2012 salah satu kegiatan pendidikan yang diadopsi dan diadaptasi dari sistem pendidikan Australia oleh Guru di Jawa Barat, pasca pelatihan di South Australia adalah program Premier’s Reading Challenge (PRC) sebagai usaha pelestarian budaya baca dan peningkatan keterampilan literasi siswa. Atas izin dan bimbingan langsung Carmel Jones sebagai State Manager dari PRC South Australia, dikembangkan ujicoba pertama West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC) di 3 sekolah yaitu:
1. SMA Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat;
2. SMP Negeri 5 Kota Bandung; dan
3. SMP Negeri 1 Subang.
Penghargaan perdana untuk para siswa yang berhasil menyelesaikan tantangan membaca dan mereviu buku diberikan langsung oleh Darryl Carter sebagai wakil dari DECD South Australia di Sekolah PascaSarjana Universitas Pendidikan Bandung. Keterangan lebih lanjut tentang PRC dapat dilihat melalui 
www.premiersreadingchallenge.sa.edu.au


Tahun 2013-2014 Profesor Wahyudin Zarkasyi selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengizinkan dilakukan ujicoba tahap kedua serempak di 230 sekolah se-Jawa Barat dengan dana mandiri para guru alumni pelatihan di Australia.
Laporan kegiatan yang berlangsung selama 1 tahun tersebut disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Hasil kegiatan terdata 39 sekolah berhasil menuntaskan program selama satu tahun. Evaluasi program memperlihatkan bahwa banyak sekolah kesulitan melaksanakan program ini karena rendahnya dukungan pimpinan dan warga sekolah, sehingga dipastikan bahwa sangat dibutuhkan payung hukum yang tegas untuk mendorong kelancaran dan ketangguhan komitmen pelaksana program pada pendidikan budaya literasi di sekolah.


Januari 2015 Gubernur Jawa Barat berkenan mengundang wakil 5 sekolah terbaik dalam program WJLRC 2013-2014 dari kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bekasi, Kota Cirebon, dan Kabupaten Majalengka untuk makan pagi bersama di kediaman resmi Gubernur, Gedung Pakuan Bandung. Beliau memberikan dukungan dan penghargaan atas contoh kebaikan, ketangguhan, dan konsistensi tinggi para peserta WJLRC dalam memenuhi tantangan membaca 24 buku dalam 1 tahun pelaksanaan.
Mei 2015 berlangsung festival Literasi Jawa Barat bertempat di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Barat. Saat itu Istri Gubernur Jawa Barat, Netti Prasetianingsih Heryawan berkenan memberikan medali penghargaan kepada seluruh siswa dan guru pionir WJLRC 2013-2014. Acara tersebut dihadiri pula oleh Direktur bidang International Education Services DECD South Australia.
Juli 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia resmi menerbitkan Permendikbud no. 23 tahun 2015 yang di dalamnya tercantum kebijakan kegiatan wajib membaca 15 menit setiap hari di sekolah sebagai bagian dari program penumbuhan karakter baik. Resmi pula dicanangkan gerakan literasi sekolah (GLS) secara nasional melalui 3 tahap kegiatan yaitu:
(1) Pembiasaan, kegiatan rutin membaca setiap hari tanpa tagihan.
(2) Pengembangan, kegiatan pendidikan literasi di sekolah sebagai ekstrakurikuler dengan tagihan tertentu.
(3) Pembelajaran, kegiatan pendidikan literasi terintegrasi ke dalam proses pembelajaran di kelas.
Dengan terbitnya payung hukum ini, WJLRC merupakan contoh kegiatan GLS di tahap pengembangan/tahap kedua dalam GLS.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat DR. Asep Hilman mendukung penuh pencanangan GLS tahap pembiasaan yaitu 15 menit membaca setiap hari di seluruh sekolah di Jawa Barat dan mendorong 27 Kabupaten/Kota seJawa Barat untuk terlibat dalam tahap pengembangan dengan menunjuk sekolah-sekolah rintisan dan mengirimkan kepala sekolah beserta 1 guru dari tiap sekolah rintisan tersebut untuk dilatih dan siap melaksanakan program WJLRC dalam tahun anggaran tahun 2016-2017 secara serempak bersama 1300 sekolah rintisan lainnya. Pelaksanaan program selama 10 bulan langsung didata dan diolah secara statistik oleh Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, melalui web www.literasi.jabarprov.go.id
Pada Septemper 2015 bertempat di Adelaide South Australia pimpinan tertinggi Provinsi Jawa Barat dan South Australia sepakat serta menandatangani MoU Sister Cooperation dalam berbagai bidang pembangunan, termasuk kerjasama lebih lanjut dalam bidang pendidikan. Dalam lampiran perjanjian internasional antara kedua bangsa tersebut tercantum secara jelas bahwa keberhasilan pelaksanaan kerjasama WJLRC dan PRC dapat menjadi salah satu indikator kesuksesan program Sister Cooperation.
Peserta WJLRC tahun 2012 sd 2017 merupakan para pionir kebangkitan budaya literasi di sekolah Indonesia. Kesuksesan melewati ujian ketangguhan komitmen, daya persistensi juga resiliensi, latihan menjaga disiplin dengan konsisten, serta memupuk karakter kerjasama, saling menghargai dan mendukung dalam kelompok diharapkan akan terpatri menjadi karakter unggul dlam diri peserta WJLRC. Figur dan energi positif dari para pemimpin Jawa Barat yang menjadi penantang dalam WJLRC pun diharapkan dapat mengalir lancar dan sukses membantu menanamkan karakter baik yang berharga.

Rekapitulasi Siswa SMP Negeri 2 Jatiwangi pada Tahun Pelajaran 2016/2017 berdasarkan data terakhir sebagai berikut:
Kelas VII  : 13 Kelas, Laki-laki 209 Siswa dan Perempuan 233 Siswa = 442 Siswa
Kelas VIII : 13 Kelas, Laki-laki 195 Siswa dan Perempuan 201 Siswa = 396 Siswa
Kelas IX   : 13 Kelas, Laki-laki 238 Siswa dan Perempuan 246 Siswa = 484 Siswa

Sumber Berita: 
1. http://literasi.jabarprov.go.id/sejarah
2. Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, Ditjen Dikdasmen Kemendikbud

Anda Sukanda NP

1 komentar:

  1. Gerakan Literasi Sekolah menjadikan SMPN Jatiwangi tambah GEULIS
    Alhamdulillah ..... sesuatu bgt

    BalasHapus