Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 Februari 2012

TEKNIK PETA KOMPAS


1. ORIENTASI PETA DAN MEDAN
Orientasi peta dan medan adalah menyamakan kedudukan dengan medan sebenarnya (secara praktis, menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi, ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda medan lainnya. Selain dengan menanyakan kepada penduduk setempat, bisa juga dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan disamakan dengan gambaran kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis, utara kompas (utara magnetis) dapat dianggap satu titik dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.


Berikut adalah langkah-langkah orientasi:
1) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang mencolok.
2) Letakkan peta pada bidang datar.
3) Samakan utara peta dengan utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
4) Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut di dalam peta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
5) Ingat tanda-tanda medan medan itu. Bentuk dan tempat di medan sebenarnya maupun di peta.

SUDUT-SUDUT
Sudut Peta (< P) : Sudut yang dibentuk oleh dua buah garis, yang satu menuju kearah utara peta dan yang lainnya menunju kesasaran.
Sudut kompas (< K) : Sudut yang dibentuk oleh dua buah garis, yang satu menuju ke arah utara magnetis dan yang lain menuju kesasaran.
Catatan : Baik sudut peta maupun sudut kompas, dihitungkan searah jarum jam.


AZIMUTH
Azimuth adalah sudut mendatar yang besarnya diukur sesuai dengan arah jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Maksud azimuth ini ialah digunakan untuk menentukan arah-arah dimedan atau dipeta serta melakukan pengecekan arah perjalanan kita, apakah kita mematuhi sudut kompas, karena garis yang di bentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan titik akhir perjalanan.

BACK AZIMUTH
- Bila sudut kompas lebih dari 1800, maka dikurangi 1800
- Bila sudut kompas lebih dari 1800, maka ditambah 1800

RESECTION
Cara menentukan kedudukan benda dipeta, caranya :
* Orientasi peta dengan benar
* Tandai dua titik yang ada dimedan sebenarnya dan dua titik dipeta
* Bidikan kompas ketitik medan yang telah kita ketahui (beri nama titik A dan B)
* Hitung back azimuth titik A dan B
* Tambahkan dengan perhitungan ikhtilap UPUM tahun yang berjalan.
* Tarik garis dari titik A dan titik B sehingga dua garis itu berpotongan.

INTERSECTION
Guna :
- Dipergunakan dikalangan militer untuk menentukan letak musuh
- Ialah menentukan kedudukan benda lain di peta.
- Apabila benda yang terletak ditempat tersebut tidak bisa didekati.

Cara :
* Orientasikan peta dengan benar
* Cari titik ketinggian yang kita kenal dipeta dan di medan sebenarnya
* Bidikanlah kompas kesasaran, catat sudut kompasnya dan tambahkan perhitungan UPUM tahun berjalan
* Pindahkan ke titik ketinggian yang lain yang kita kenal dipeta dan di medan sebenarnya.
* Bidikan kompas kesasaran, catat sudut kompasnya dan tambahkan perhitungan UPUM tahun berjalan
* Tarik garis dari titik A dan dari titik B sehingga berpotongan.

PERHITUNGAN-PERHITUNGAN SUDUT KOMPAS/SUDUT PETA

Rumus dasar : < P = < K + ikhtilap (UP-UM) 89
< K = < P – ikhtilap (UP-UM) 89
10 = 60’
1’ = 60”
Contoh :
Peta G. Tangkuban parahu, lebar peta 39/XXXIX-A, skala 1: 50.000, dibuat tahun 1942, increase 2’ pertahun ke timur, ikhtilap magnetis 10 ke timur, sudut peta 780.
Ditanya : sudut kompas ?
Jawab : sekarang tahun 1989, tahun pembuatan peta adalah tahun 1942, jadi selisih 46 tahun.
UP-UM 1942 = UM-UP = 10-200 = 40’
Increase = 2’ x 46 = 92’
UP-UM 1989 = 40’ + 92’ = 132’ = 20 12’
< K = 780 – 20 12’ = 750 48.

BACK AZIMUTH
Contoh Soal :
Diketahui : < K titik A ke titik B=60
ditanya : BA < K titik B ke titik A = ?
jawab : BA < K titik B ke titik A=60=180=240
Diketahui : < K titik C ke titik D= 210
ditanya : BA < K titik D= ?
jawab : BA < K titik D ke titik C=210-180=30.

5. PERKIRAN JARAK TEMPUH DAN WAKTU TEMPUH
Dalam memperkirakan jarak tempuh perlu diperhatikan skala peta, titik awal dan titik akhir perjalanan, berapa tinggi mutlak, titik awal dan titik akhir perjalanan, dll. Hal tsb sangat penting dan perlu kita ketahui.

6. MENGATASI RINTANGAN
Apabila pada garis lintasan kita terhalang rintangan (tebing, sungai, lembah, dll) sehingga kita tidak dapat melewtinya, maka cara melewatinya :
Pada awal rintangan (titik A), lintasan perjalanan kita belokan kekiri atau kekanan dengan sudut kompas baru, yaitu sudut awal ditambah atau dikurangi 90.
Ikuti arah lintasan baru itu sehingga lebarnya rintangan telah dilalui, dan lintasan baru ini dihitung.
Setelah terlewati, (titik B) sudut kompasnya dikurang atau ditambah lagi 90 sehingga menjadi sudut kompas yang semula, setelah itu berjalan sampai rintangan terlewati
Setelah terlewati (titik C) sudut komaps awal itu dikurang atau ditambah lagi 90 dan melangkah= jarak A-B
Setelah hitungan jaraknya sama (titik D) sudut kompasnya ditambah atau dikurangi lagi 90, setelah itu kita kembali pada awal garis lintasan semula.
7. PEMBERIAN NOMOR PETA
Lembar Peta (LP)
Pada umumnya LP di Indonesia luas gambarnya 37,1 x 37,1 cm kecuali pada bagian medan yang mendekati pantai, terdapat semenajung yang menjorok, Lpnya lebih luas.
Jalur Bagian Derajat (JBD)
Suatu bidang yang lebarnya 20’ panjang360. Untuk JBD di garis Khatulistiwa panjangnya 40.068 Km sama dengan keliling bumi.
Lembar Bagian Derajat (LBD)
Potongan-potongan JBD yang mempunyai panjang 20’ lebar 20’, jadi 1’ = 3 LBD (1’ = 60’) panjang LBD melalui ekuator = 40.068/1.080= 37,1.
Tiap-tiap LBD diberi nomor induk, misalnya 39/XXXVI. Jarak 37.1 ini bila diskalakan 1: 100.000 akan menjadi 37,1 cm dan bila diskalakan 1; 50.000 akan menjadi 74,2 cm.

Oleh BANG UDIN ADVENTURE

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=348631378490317&set=o.361272453902857&type=1&theater

Tidak ada komentar:

Posting Komentar